Hari ke Dua

Rasa nyeri dan tidak nyaman semakin bertambah, rasa nya ingin di lepas saja tapi ingat dengan biaya yang sudah di keluarkan jadi sayang. Makan jadi tidak enak, tersiksa sekali.

Salut sekali dengan mereka yang bisa bertahan. Mendapat keindahan memang butuh proses dan pengorbanan. Sampai terbawa mimpi dengan hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi. Semoga baik-baik saja hingga proses ini selesai ya Rabb.

Just Sleepy

Hari ini mulai kembali bekerja, setelah beristirahat sebentar dan healing mendaki gunung Ijen.

Aku berangkat dari rumah pukul setengah en pagi dengan badan yang masih terasa sakit dipersendian karena habis mendaki kemarin. Bersyukur bisa tiba di tempat kerja dengan selamat meskipun sedikit terlambat. Karena hari Jum’at, sehingga cukup santai ditempat kerja.

Ingatan tentang mendaki kemarin masih ada, rasanya ingin mendaki kembali ke gunung lain. Akan ku realisasikan di liburan yang akan datang!

Oh iya, dibalik pendakian kemarin ibu ku cukup khawatir karena cuaca dirumah sangat mendung dan hujan, beberapa kali menelfon dan mengirim pesan namun baru sempat ku buka saat setelah turun dari gunung. Segera ku balas pesannya agar tidak khawatir. Saking khawatirnya, ibu ku sampai berkata ini pendakian terakhirku, dan tidak akan di izinkan lagi untuk mendaki. Tentu aku hanya tersenyum meresponnya, karena aku akan tetap berusaha merayu ibuku agar tetap bisa mendaki hehe. Maafkan anak mu ini yang sering membuatmu khawatir bu, terimakasih sudah percaya dan memberikan izin selama ini 🙂

Ijen

Akhirnya diberi kesempatan untuk mendaki gunung kembali. Kali ini dengan tujuan gunung Ijen.

Kami memulai pendakian pukul setengah empat pagi. Ditemani udara dingin yang terasa semakin menusuk. Tak lupa kami berdoa terlebih dahulu. Dan pendakian pun dimulai.

Medan masih landai diawal pendakian, sekitar sepuluh menit kemudian tanjakan mulai menyerang. Tidak sempat terhitung berapa tanjakan yang ada, namun benar-benar membuat mental semakin terkikis. Beberapa kali kami beristirahat untuk mengatur napas dan memulihkan energi. Bersyukur, semua kawan-kawan bisa kuat dan bertahan hingga akhirnya kami tiba di puncak.

Kami tiba di puncak setelah mendaki kurang lebih selama dua jam. Kami tiba sekitar pukul lima pagi. Sayangnya, blue fire sebagai tujuan utama tidak bisa kami temui karena sudah terlalu siang. Sunrise pun tidak tampak karena cuaca cukup mendung. Namun bersyukur tidak hujan. Pemandangan yang indah tetap kami temui, kawah dengan warna hijau tosca, gunung dan tebing indah yang mengelilingi, penambang belerang, dan wisatawan lokal dan mancanegara yang terlihat sangat menikmati suasana diatas puncak ini.

Kami mengabadikan banyak moment, berfoto dan merekam banyak video. Sangat menyenangkan. Sejenak, beban pikiran menghilang. Menikmati keindahan alam dari ketinggian selalu memberi ketenangan dan rasa nyaman.

Setiap perjalanan pasti ada pelajaran yang bisa diambil. Kali ini, rasa syukur ku amat terasa ketika melihat para penambang belerang dan tukang ojek gerobak yang bekerja sangat keras untuk menyambung hidup. Mereka bekerja dengan beban yang berat dan medan yang berat pula, tapi mereka tetap bertahan. Bagi ku mereka luar biasa, mereka hebat, mereka ada pahlawan. Beri mereka kesehatan dan kekuatan ya Allah, lindungi mereka.

Terimakasih untuk kesempatan indah yang Engkau berikan. Semoga bisa memberi pengalaman hidup bagi ku, agar bisa lebih baik lagi.

Like a healing

Hari yang ditunggu. Seberes kerja, segera ku pulang mengejar waktu agar tidak terlambat memenuhi janji untuk pergi ke gunung Ijen. Di perjalanan kali ini hanya satu kawan yang ku kenal, sisanya 11 orang adalah kawan baru.

Akan ku lanjutkan nanti 🙂

Pukul 5 sore aku tiba dirumah, seharusnya bisa lebih awal namun karena masih ada zoomeeting akhirnya sedikit lebih lambat. Segera ku packing barang-barang yang akan ku bawa untuk mendaki. Seberes packing, ku sempatkan untuk makan meskipun hanya sedikit. Dan setelahnya, segera ku menuju terminal untuk menaiki bus jurusan Lumajang, tempat kami akan berkumpul sebelum mendaki.

Tak sulit untuk menemukan bus, baru tiba di terminal bus sudah siap untuk berangkat. Diperjalanan naik bus beberapa kali terjebak macet, untunglah tidak terlalu parah. Akhirnya tiba di Lumajang sekitar pukul setengah tujuh malam. Seorang kawan menjemputku di terminal untuk menuju rumah kawan lainnya sebagai bascamp kami sebelum berangkat mendaki.

Sekitar 15 menit kami tiba di basecamp sementara kami. Berkenalan dengan semua kawan baru. Mereka baik! Tim kali ini ada tujuh perempuan dan 6 laki-laki, sepertinya akan seru karen beramai. Kami berbincang dan bercanda sebelum berangkat bersama menuju gunung Ijen via Bondowoso menggunakan mobil.

Pukul delapan malam lebih kami mulai berangkat dari Lumajang menuju Bondowoso. Kami bercanda sepanjang perjalanan, namun tidak bertahan lama karena sekitar 20 menit perjalanan, kami mulai tertidur kecuali mas driver dan kawan yang didepan, mereka tidak tidur sama sekali hingga kami tiba di Basecamp gunung Ijen.

Perjalanan kami kurang lebih lima jam. Cukup panjang dan melelahkan. Karena perjalanan kami malam hari, sehingga terhindar dari macet. Ketika memasuki jalan utama menuju basecamp, kami melewati persawahan, perkebunana bahkan hutan. Suasana sangat sepi, namun menenangkan. Beruntung kami beramai sehingga tidak terlalu takut. Jalan benar-benar sepi, penerangan hanya dari lampu mobil saja dan hanya sesekali berpapasan dengan kendaraan lain, maklum ki melewati jalan tersebut tepat tengah malam.

Menyeramkan sekaligus menenangkan, dibalik kegelapan dan kesunyian, ada ketenangan yang disimpannya dan aku menyukainya. Senang sekali rasanya bisa menikmati suasana udara malam yang sejuk, kegelapan yang tenang bersama kawan-kawan yang memberi kehangatan.

Setelah perjalanan cukup panjang dan sempat nyasar, akhirnya kita tiba di basecamp sekitar pukul setengah tiga dini hari. Disambut dengan hawa dingin, langit yang cerah dan bulan sabit yang benderang. Sangat indah!

Langit Sore

Setiap memandang langit sore, selalu ku lihat ada bagian langit yang berbeda. Terlihat lebih indah dengan warna yang tak biasa. Hari ini ku melihatmya hijau tosca!

Bahkan ketika mendung pun, selalu ada bagian indah itu. Aku pernah membaca disebuah buku (namun aku lupa namanya) bahwa setiap sore pintu langit akan terbuka untuk mendengar doa-doa. Aku mulai berpikir, apakah itu pintu langit yang di maksud. Bagian langit yang selalu nampak berbeda dan lebih indah dari bagian yang lainnya

Ungkapan itu mungkin bukan secara lugas mengatakan dalam bentuk fisik, namun sesuatu yang nampak membuat aku meyakini hal itu benar-benar ada.

Laying day

Hari ini dengan ikan tongkol, sambal baby cumi, kerupuk ikan dan nasi hangat, maaf sayurnya tidak ada.

Ini kali kedua selama enak bulan dirantau tidak oulang diwaktu weekend. Alasannya karena waktu libur yang pendek. So, hari ini aku hanya berdiam di kost, memasak untuk ku sendiri, mencuci pakaian, menyetrika pakaian, dan merapihkan kamar. So flat

And tomorrow is Monday, time to back office again. Hari ini aku mendapat kabar yang cukup membuatku iri, yang pertama karena kabar menikahnya Maudy Ayunda, keren sekali dia. Good attitude, good academic and good in everything la I think. Dan melihatnya menikah dengan suami nya sekarang, jadi tersadar kalau jodoh memang cerminan diri sendiri. Maka fokus memperbaiki diri adalah fokus utama, bukan hanya untuk mencari jodoh namun untuk yg maha kuasa utamanya karena hakikatnya kita hidup untuk beribadah.

Kabar kedua yaitu salah satu teman sekamar saat di pesantren akan pergi ke US untuk lanjut study. Benar-benar membuat ku iri. Itu salah satu impianku, melanjutkan study ke LN. Namun karena ada beberapa alasan akhirnya ku urungkan, namun dihati yang paling dalam aku masih menyimpan cita-cita itu.

Terimakasih, untuk hari-hari yang telah Engkau berikan kesempatan kepadaku untuk mengisinya. Namun maaf, sangat jauh dari sempurna.

Pagi Bersama Bulan

Jangan berharap lebih, jangan tertipu dengan awal yang indah. Berharap tak apa, tapi jangan tinggalkan logika.

Beda saat pagi hari, sore tadi cuaca mendung dan gerimis. Sangat nyaman untuk bersantai. Ku bawa sepiring nasi hangat, dengan lauk sederhana dadar jagung dan sambal baby cumi ke atas loteng. Tempat favorit saat dikost, tentunya setelah kamar sendiri. Di loteng aku bisa menikmati langsung pemandangan langi yang indah, sore ini dengan awan mendung dan rintik gerimis. Sambil menikmati cuaca yang indah, ku nikmati pula nasi dan lauk sederhana yang sudah ku bawa dari dapur. Sangat nikmat.

Seberes makan, aku menuju ke bagian loteng yang tidak beratap, cuaca masih sedikit gerimis. Sengaja aku kesana untuk menikmati rintik gerimis yang turun, sesekali angin bertiup pelan membuat suasana semakin nyaman. Kupejamkan mata, menikmati damai yang ada.